Kata Pengantar
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah
s.w.t karena berkat dan rahmat-Nya saya bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Manusia sebagai Makhluk Berbudaya”. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun sangat saya harapkan demi sempurnanya makalah
ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk mengembangkan wawasan dan peningkatan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Depok, 3 November 2015
Penyusun,
Ega Prasetianti
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Manusia
2.1.1 Pengertian Manusia
2.2 Budaya
2.2.1 Pengertian Budaya
2.2.2 Budaya sebagai sistem gagasan
2.2.3 Perwujudan Budaya
2.2.4 Problematika Budaya
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Manusia sebagai Makhluk berbudaya
3.1.1 Pencipta dan Pengguna Budaya
3.1.2 Hakikat Manusia sebagai Makhluk Berbudaya
3.1.2 Hakikat Manusia sebagai Makhluk Berbudaya
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah salah satu mahluk Tuhan Yang Maha Esa yang
paling sempurna diantara semua mahluk ciptaan-Nya. Manusia dibekali sesuatu
yang amat berharga dan istimewa yang tidak dibekalkan Tuhan Yang Maha Esa
kepada mahluk ciptaan-Nya yang lain, dengan akal manusia dapat membuat
keputusan diantara beberapa pilihan yang ada, mengambil pelajaran yang terjadi
dalam kehidupannya baik itu kejadian menyenangkan dan tidak menyenangkan
baginya, serta dapat mempertimbangkan baik buruknya segala hal yang akan
mempengaruhi kehidupannya.
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain
adalah makhluk yang senantiasa mendaya gunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan. Budaya merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan
dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasike generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur seperti adat istiadat, bahasa, pakaian, bangunan, dan
karya seni. Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan
menjawab tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia menjalani hidup sesuai dengan adab-adab yang diterapkan di lingkungan
sekitar. Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab
yang telah disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orangy ang
tidak menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia
yang biadab.
Warisan – warisan dari para leluhur umumnya sakral atau dianggap
suci dan bernilai oleh kalangan masyarakat suku atau etnis tertentu. Kegiatan-kegiatan
yang telah diwariskan turun-temurun dan dianggap sakral biasa disebut sebagai budaya. Selain berupa kegiatan-kegiatan budaya dapat berupa aturan-aturan,
nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku didalam suatu kalangan suku
atau etnis. Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan etnis
memiliki berbagai macam budaya yang unik dan memiliki keistimewaan
sendiri. Manusia sebagai mahluk yang hidup dalam suatu suku atau etnis
khususnya diIndonesia merupakan pelaku utama budaya-budaya yang ada di dalam
Nusantara itu, maka karena itu manusia adalah mahluk budaya
1.2 Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari makalah ini adalah, sebagai berikut.
Bagaimana manusia
sebagai makhluk budaya?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat di peroleh dari makalah
ini, sebagai berikut.
1. Mengetahui tentang makna makhluk yang berbudaya
2. Mengetahui problematika budaya
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Manusia
Pada sub bab ini akan dijelaskan macam-macam
teori dari berbagai referensi yang berhubungan dengan manusia, berikut adalah
penjelasannya.
2.1.1
Pengertian Manusia
Secara umum manusia adalah makhluk sosial
yang senantiasa membutuhkan dan selalu ingin berinteraksi dengan orang
lain. Manusia itu sendiri dapat dikatakan sebagai makhluk yang kreatif,
idealis, bermoral, dan berkemauan bebas.
Menurut
Drijarkara dalam bukunya Filsafat Manusia (1969: 7), mengatakan bahwa manusia
adalah makhluk yang berhadapan dengan dirinya sendiri. Maksutnya adalah manusia
mengolah, mengoah diri sendiri, melakukan ataupun menghadapi apa yang akan ia
lakukan serta mengangkat ataupun merendahkan dirinya sendiri. Manusia selalu
terlibat dalam situasi, situasi itu berubah dan merubah manusia.
Pada sub bab ini akan dijelaskan macam-macam
teori dari berbagai referensi yang berhubungan dengan budaya, berikut adalah
penjelasannya.
2.2.1 Pengertian Budaya
Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ ,
yang merupakan bentuk jamak. Dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau
akal. Dengan demikian kebudayaan dapatdiartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan
dengan budhi atau akal”. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.
Culture merupakan istilah bahasa
asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin “colere”
yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal
arti tersebut yaitu “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai segala daya
dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Kebudayaan adalah hasil
dari cipta, rasa dan karsa.Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuahkelompok orang dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi sistemide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-bendayang diciptakan
oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda- benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasisosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya
ditujukan untuk membantu manusia dalammelangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.2.2 Budaya sebagai sistem gagasan
Budaya sebagai sistem gagasan yang
sifatnya abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam
pikiran atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam
karangan buku.
Budaya sebagai sistem gagasan menjadi
pedoman bagi manusia dalam bersikap dan berperilaku. Seperti apa yang dikatakan
Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu
itu merupakan gagasan prima yang kita warisi melalui proses belajar dan menjadi
sikap prilaku manusia berikutnya yang kita sebut sebagai nilai budaya.
Jadi, nilai budaya adalah “gagasan” yang
menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial budaya.
Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan atau
sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini akan
lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu lainnya
maupun dengan kelompok dan lingkungannya.
2.2.3 Perwujudan Budaya
JJ. Hogman dalam bukunya “The World
of Man” membagi budaya dalam tiga wujud yaitu: ideas, activities, dan
artifacts. Sedangkan Koencaraningrat, dalam buku “Pengantar Antropologi”
menggolongkan wujud budaya menjadi:
a. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
b. Sebagai suatu kompleks aktifitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat
c. Sebagai benda-benda hasil karya manusia
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di
atas kita dapat mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu:
·
Budaya yang
Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya
ada di dalam alam pikiran manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan,
nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang
bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya sesuatu
yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai dengan ukuran yang
telah menjadi kesepakatan.
·
Budaya yang
Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola
dari tindakan atau peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang
dapat diraba, dilihat, diamati, disimpan atau diphoto. Koencaraningrat
menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri atas:perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau
bertingkah laku dalam situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam
masyarakat harus mengikuti pola-pola perilaku (pattern of behavior)
masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang
dibunyikan dengan suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp
Linton mengatakan salah satu sebab paling penting dalam memperlambangkan budaya
sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah pemakaian bahasa. Bahasa
berfungsi sebagai alat berpikir dan berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan
berkomunikasi budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas
atau perbuatan manusia. Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian,
alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.
Unsur-unsur materi dalam budaya dapat
diklasifikasikan dari yang kecil hingga ke yang besar adalah sebagai berikut:
1. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam
budaya.
2. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur
terkecil
3. Kompleks budaya, gabungan
dari beberapa items dan trait
4. Aktivitas
budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks
budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya
menghasilkan unsur-unsur budaya menyeluruh (culture universal). Terjadinya
unsur-unsur budaya tersebut dapat melalui discovery (penemuan
atau usaha yang disengaja untuk menemukan hal-hal baru).
2.2.4 Problematika Budaya
Ini
adalah beberapa problematika kebudayaan, sebagai berikut.
1. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Contohnya : Keterkaitan orang Jawa
terhadap tanah yang mereka tempati secara turun-temurun diyakini sebagai
pemberi berkah kehidupan. Mereka enggan meninggalkan kampung halamannya atau
beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan perbedaan persepsi atau sudut pandang ini dapat
terjadi antara masyarakat dan pelaksana pembangunan.
Contohnya : program Keluarga Berencana
atau KB semua ditolak masyarakat, mereka beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki.
3. Hambatan
budaya yang berkaitan dengan factor psikologi atau kejiwaan.
Contohnya : Upaya untuk
mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam banyak
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk
bahwa di tempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan
hidup mereka di tempat yang lama.
4. Masyarakat
yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar.
Contohnya :
Masyarakat daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan
masyarakat luar, karena pengetahuannya terbatas, seolah-seolah tertutup untuk
menerima program-program pembangunan.
5. Sikap
tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru.
Contohnya : Sikap ini sangat
mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa, yang menganggap hal-hal
baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki
secara turun-temurun.
6. Sikap Etnosentrisme
Sikap
etnosentrisme adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsanya sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap semacam ini akan mudah memicu
timbulnya kasus-kasus pertentangan suku, agama, ras, dan
antargolongan.
Contohnya : Kebudayaan yang berkembang
dalam suatu wilayah seperti Indonesia sebagai Negara kepulauan kepulauan yang
terdiri dari beberapa suku bangsa dan budaya yang beraneka ragam. Masing-masing
kebudayaan itu dianggap sebagai satu ciri khas daerah lokal. Yang terkadang
justru menimbulkan sikap etnosentrisme pada anggota masyarakat dalam memandang
kebudayaan orang lain. Sikap etnosentrisme dapat menimbulkan kecenderungan
perpecahan dengan sikap kelakuan yang lebih tinggi terhadap budaya lain.
Contohnya : Nuklir dan bom dibuat
justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi,
obat-obatan diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak
disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Manusia segai Makhluk Berbudaya
Pada sub bab ini akan dijelaskan berkaitan dengan manusia sebagai makhluk berbudaya, berikut adalah penjelasannya.
3.1.1 Pencipta dan Pengguna Kebudayaan
Budaya
tercipta atau terwujud merupakan hasil interaksi antara manusia dengan segala
isi yang ada di alam raya.Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan dibekali oleh
akal pikiran sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini.Manusia
juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, dan secara perasaan, emosi,
kemauan, fantasi, dan perilaku.Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh
manusia bisa menciptakan kebudayaan.Dengan kata lain Kebudayaan mempunyai
kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia menimbulkan
teknologi yang mempunyai kegunaan utama
Dalam
melindungi manusia terhadap lingkungan alamnya.sehingga kebudayaan memiliki
peran sebagai :
1. Suatu pedoman
antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk
menyalurkan perasaan dan kemauan
3. Sebagai
pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4. Pembeda
manusia dengan binatan
5. Petunjuk bagi
manusia dalam bertindak dan bertingkah laku dalam Pergaulan
6. Sebagai modal
dasar pembangunan
3.1.2 Hakikat Manusia sebagai makhluk berbudaya
Akal dan pikiran yang dimiliki manusia adalah
bagian dari budaya. Dengan akal dan pikirannya manusia dengan kegiatan akal dan
pikirannya dapat mengubah dan menciptakan realitas melalui simbol-simbol atau
sistem perlambangan. Contoh dari sistem perlambangan adalah bahasa yang
melambangkan sesuatu berdasarkan sistem pola hubungan antara benda, tindakan,
dan sebagainya dengan apa yang dilambangkan. Bahasa tidak hanya yang verbal
tapi juga berupa tulisan, lukisan, tanda atau isyarat. Karena kegiatan berpikir
manusia ini budaya tercipta. Budaya sebagai sistem gagasan yang sifatnya
abstrak, tak dapat diraba atau di foto, karena berada di dalam alam pikiran
atau perkataan seseorang. Terkecuali bila gagasan itu dituliskan dalam karangan
buku.
Budaya
sebagai sistem gagasan menjadi pedoman bagi manusia dalam bersikap dan
berperilaku. Seperti apa yang dikatakan Kluckhohn dan Kelly bahwa “Budaya
berupa rancangan hidup” maka budaya terdahulu itu merupakan gagasan prima yang
kita warisi melalui proses belajar dan menjadi sikap prilaku manusia berikutnya
yang kita sebut sebagai nilai budaya. Jadi, nilai budaya adalah “gagasan”
yang menjadi sumber sikap dan tingkah laku manusia dalam kehidupan sosial
budaya. Nilai budaya dapat kita lihat, kita rasakan dalam sistem kemasyarakatan
atau sistem kekerabatan yang diwujudkan dalam bentuk adat istiadat. Hal ini
akan lebih nyata kita lihat dalam hubungan antara manusia sebagai individu
lainnya maupun dengan kelompok dan lingkungannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Manusia adalah mahluk berbudaya.
Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena
yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan
adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah
suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Problematika
kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat
dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat
perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian
tradisional Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Aufar, Ibnu.2012.Ilmu Budaya Dasar “Hakekat Manusia dan Budaya”. [online]. Tersedia:
https://docs.google.com/document/d/1H6NFFrtWmQtghbLLiDXLkQ-NkZtdPmqoE9wLQeDGO40/edit?pli=1 [03 November 2015]
Dewi, Astuti,dkk.2013.Manusia sebagai Makhluk Berbudaya dan
Beradap.[online]. Tersedia: https://www.academia.edu/6892330/Manusia_sebagai_Makhluk_Berbudaya_dan_Beradab [03 November 2015]