Rabu, 20 April 2016

#IBD - Angklung

Pada kali ini saya akan berbagi pengetahuan tentang angklung. Saya membahas angklung karena angklung merupakan alat kesenian yang saya suka. Saya suka karena angklung mempunyai suara yang merdu saat dimainkan apalagi jika memainkan angklung tersebut secara bersamaan dengan teman-teman ataupun partner. Angklung sendiri dapat dimainkan dengan bersama-sama karena angklung mempunyai 8 tangga nada, yaitu do, re, mi, fa, sol, la, si, dan do. Angklung sendiri sangat unik karena mempunyai bentuk dari yang terbesar ke yang terkecil.  Saya akan memberikan informasi yang saya dapatkan tentang angklung.
Angklung adalah jenis alat musik tradisional yang terbuat dari bambu yang bernada ganda  atau multitonal. Angklung merupakan alat musik tradisional Jawa Barat yang sudah terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO sejak bulan November 2010. Tidak hanya tercatatat oleh UNESCO, upaya pelestarian dan memperkenal angklung sebagai warisan Indonesia dilakukan dengan cara memainkan angklung secara bersama-sama dan mencatatkan sebagai rekor dunia. Diantaranya adalah pada tahun 2008 dengan pemecahan rekor pemain angklung sebanyak 11 ribu orang di Jakarta dan 5 ribu orang di Washington DC.
Angklung pertama kali ditemukan oleh Daeng Sutigma sekitar tahun 1938. Ketika awal penggunaannya angklung ini hanya sebatas untuk kepentingan kesenian lokal ataupun tradisional. Bunyi-bunyian yang ditimbulkannya pun sangat merdu, memiliki tangga nada seperti do-re-mi-fa-sol-la-si-dudan da-mi-na-ti-la-da, sehingga angklung pun dalam perjalanannya cepat sekali berkembang. Sampai akhirnya pertunjukan angklung pun tak lagi lokal, namun sudah nasional bahkan internasional.

Jenis-jenis Angklung
  • 1.      Angklung Kanekes
Angklung Kanekes adalah Angklung yang dimainkan oleh masyarakat Kanekes (Baduy), di daerah Banten. Sebagaimana disinggung sebelumnya, tradisi Angklung yang ada pada masyarakat Kanekes ini terbilang kuno, dan tetap dilestarikan sebagaimana fungsi yang dicontohkan leluhur mereka, yakni mengiringi ritus bercocok-tanam (padi). Pada masyarakat  Kanekes, yang terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok Baduy Luar (Kajeroan) dan kelompok Baduy (Luar Kaluaran), yang berhak membuat Angklung hanyalah warga Baduy Jero, itu pun tidak semua orang, melainkan hanya mereka yang menjadi keturunan para pembuat Angklung. Sementara itu, warga Baduy Luar tidak membuat Angklung, melainkan cukup membelinya dari warga Baduy Jero. Nama-nama Angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel.

  • 2.      Angklung Dogdog Lojor
Kesenian Dogdog Lojor terdapat di lingkungan masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan, yang mendiami sekitar Gunung Halimun, yang berbatasan dengan wilayah Jakarta, Bogor, dan Lebak. Istilah Dogdog Lojor sendiri sejatinya diambil dari nama salah satu instrumen dalam tradisi ini, yakni Dogdog Lojor. Namun demikian, Angklung juga mendapatkan porsi yang tidak kalah penting di sini, terutama dalam fungsi tradisinya, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Setelah masyarakat di sana menganut Islam, dalam perkembangannya, kesenian tersebut juga digunakan untuk mengiringi khitanan dan perkawinan. Dalam kesenian Dogdog Lojor, terdapat 2 intrumen Dogdog Lojor dan 4 instrumen angklung besar.

  • 3.      Angklung Badeng
Badeng merupakan kesenian yang menggunakan Angklung sebagai instrument utamanya. Kesenian Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Seiring dengan perkembangan Islam, Kesenian Badeng juga digunakan untuk kepentingan dakwah dan juga hiburan. Namun demikian, diyakini Angklung dalam kesenian Badeng juga memiliki akar tradisi yang sama, yakni sebagai pengiring ritus bercocok-tanam. Dalam kesenian Badeng, dimainkan 9 buah Angklung, yakni 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Selain tiga tradisi kesenian Angklung di atas, banyak daerah lain di Jawa Barat yang juga mewarisi tradisi Angklung, sebut saja Angklung Buncis (Priangan/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/Ciamis), dan Angklung Bungko (Indramayu).

  • 4.      Angklung Padaeng
Angklung Padaeng adalah Angklung yang sekarang banyak dikenal luas, yakni Angklung hasil inovasi Daeng Soetigna, yang menggunakan tangga nada diatonis. Sejalan dengan teori musik, Angklung Padaeng secara khusus dikelompokan ke dalam dua, yakni: angklung melodi dan angklung akompanimen. Angklung melodi adalah yang secara spesifik terdiri dari dua tabung suara dengan beda nada 1 oktaf. Pada satu unit angklung, umumnya terdapat 31 angklung melodi kecil dan 11 angklung melodi besar. Sementara itu, angklung akompanimen adalah angklung yang digunakan sebagai pengiring untuk memainkan nada-nada harmoni. Tabung suaranya terdiri dari 3 sampai 4, sesuai dengan akor diatonis. Setelah inovasi Daeng Soetigna, pembaruan-pembaruan lainnya terhadap angklung terus berkembang. Beberapa di antaranya adalah: Angklung Sarinande, Arumba, Angklung Toel, dan Angklung Sri Murni.


Cara Memegang dan Memainkan Angklung
  • Cara Memegang Angklung
  1. Untuk memegang angklung, kita gunakan tangan kiri, sedangkan untuk menggetarkannya menggunakan tangan kanan.
  2. Tangan kiri memegang angklung pada bagian tengah – tengah tiang angklung (vertikal dan horisontal).
  3. Posisi angklung harus benar– benar tegak dan sejajar dengan tubuh. Agar angklung bisa bergetar dengan baik dan tidak kaku saat dimainkan, maka dibutuhkan jarak dengan tubuh sekitar setengah meter.
  4. Gunakan posisi tangan untuk menggetarkan bagian ujung tabung.

  • Cara Memainkan Angklung
  1. Untuk menghasilkan bunyi suara yang rata dan tidak nyaring, posisi angklung harus tetap tegak, lalu getarkan ke arah kanan dan kiri dengan menggunakan tangan kanan.
  2. Agar suara angklung lebih halus dan rata, getarkan angklung dengan frekuensi yang cukup sering. Sehingga nada akan terus mengisi dan tidak nyaring untuk di dengar.
  3. Walaupun memang bisa memainkan angklung dengan cara duduk, tetapi berdiri adalah hal yang paling baik dalam memainkan alat musik angklung.
  4. Sebelum memainkan angklung, alangkah baiknya lakukan sesi latihan terlebih dahulu, dengan memainkan nada – nada pendek secara berkala selama lima sampai sepuluh menit.
Cara atau Teknik Dasar Bermain Angklung

  • Getaran panjang

Angklung digerakan panjang sesuai dengan nilai nada yang dimainkan, sehingga nada dimainkan secara sambung menyambung.
  • Staccato

Angklung tidak digetarkan seperti biasanya, tetapi dengan cara dicetok, sehingga menghasilkan bunyi yang pendek. Biasanya cara memegang angklung untuk menghasilkan bunyi seperti ini adalah dengan sedikit memiringkan angklung dan tabung dasar kanan angklung dipukulkna ke tangan kanan.
  • Tengkep (dipegang dengan jari)

Cara ini dimainkan dengan menahan atau menutup tabung kecil sehingga tidak ikut berbunyi. Getaran untuk cara ini tetap panjang dan disambungkan. Cara ini dilakukan jika ingin menghasilkan suara yang lebih halus.


Dibawah ini adalah contoh cara dan memainkan angklung secara bersamaan.




Dibawah ini merupakan angklung yang saya punya.



Daftar Pustaka : 
  • Mahmud, Dede.2015.Sejarah Angklung dan Jenis Kesenian Angklung.[online]. Tersedia: http://www.tradisikita.my.id/2015/04/sejarah-angklung-dan-jenis-angklung.html [20 April 2016]
  • Ngulik.co.2013.Asal Usul dan Sejarah Alat Musik Angklung.[online]. Tersedia: http://ngulik.co/asal-usul-dan-sejarah-alat-musik-angklung/ [20 April 2016]
  • Editor.2014.Angklung.[online].Tersedia: http://kebudayaanindonesia.net/kebudayaan/826/angklung [20 April 2016]
  • Tukang Angklung.com.2013.Tips dan Tatacara Bermain Alat Musik Angklung.[online].Tersedia : http://www.tukangangklung.com/2011/03/tips-dan-tatacara-bermain-alat-musik.html  [20 April 2016]
  • Anak Musik.2015.Cara Memegang dan Memainkan Angklung.[online].Tersedia : http://www.anakmusik.com/2015/04/cara-memegang-dan-memainkan-angklung.html  [20 April 2016]